PKBM SILOAM – Ketika pertama kali saya mendengar tentang tanaman tertua di dunia, saya terdiam sebentar. Serius, ada makhluk hidup yang bertahan ribuan tahun? Sebagai seseorang yang selalu kagum dengan kekuatan alam, saya merasa ini seperti sebuah pelajaran bahwa tanaman bukan hanya penghias, tapi juga saksi sejarah. Pernahkah kita berpikir, mereka mungkin sudah ada sebelum peradaban manusia dimulai? Dan mereka masih ada hingga sekarang. Menakjubkan, kan?
Nah, salah satu fakta pertama yang membuat saya terpesona adalah tentang Pando, koloni pohon aspen di Utah, AS. Dari luar, kelihatannya cuma kumpulan pohon biasa—tapi ternyata mereka semua terhubung oleh satu sistem akar yang sama. Iya, satu! Akar ini sudah berusia sekitar 80.000 tahun. Bayangkan, 80.000 tahun! Rasanya sulit dipahami. Saat saya membaca lebih dalam, saya juga baru tahu kalau koloni ini sebenarnya tidak “mati” seperti pohon biasa. Setiap kali satu pohon tumbang, yang lain terus tumbuh, jadi seperti regenerasi tanpa akhir. Kalau dipikir-pikir, bukankah ini seperti pohon “abadi”?
Tapi bukan cuma Pando yang bikin saya ternganga. Ada juga Lomatia tasmanica, semak kecil dari Tasmania, Australia. Tanaman ini punya cerita unik. Ia berkembang biak secara kloning—dan setiap kloningan persis sama dengan induknya. Usianya? Sekitar 43.600 tahun! Saat membayangkan hal ini, saya hampir lupa fakta bahwa tanaman ini cuma punya tiga individu yang tersisa di dunia. Ketiganya saling mendukung untuk bertahan hidup. Jujur, sedikit sedih juga, ya, karena mereka begitu tua tapi sekarang rentan punah.
Satu lagi tanaman yang wajib dibahas adalah Welwitschia mirabilis, si “fosil hidup” dari Gurun Namib. Saat pertama kali melihat fotonya, saya hampir tertawa. Bentuknya itu, loh—seperti daun kusut yang lupa disetrika. Tapi ternyata, tanaman ini sangat spesial. Ia hanya punya dua daun sepanjang hidupnya, yang terus tumbuh dan melengkung seperti pita raksasa. Beberapa individu Welwitschia dipercaya berusia lebih dari 2.000 tahun! Bagian terbaiknya? Tanaman ini hanya butuh air dari kabut gurun untuk bertahan. Keren banget, kan? Rasanya mereka seperti ninja gurun, bisa bertahan di kondisi paling ekstrem.
Kalau dipikir-pikir, tanaman ini mengingatkan saya betapa alam itu punya cara bertahan yang luar biasa. Saya jadi terinspirasi untuk lebih menghargai tanaman di sekitar saya, bahkan yang kelihatannya biasa saja.
Oh, ngomong-ngomong, salah satu pelajaran penting yang saya dapat dari semua ini: tanaman tua seperti ini tidak hanya hidup untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk kita. Mereka menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan oksigen, dan menjadi rumah bagi banyak makhluk hidup lain. Jadi, jangan sampai kita kehilangan mereka hanya karena kurang peduli, ya.
Kamu punya tanaman favorit di rumah? Siapa tahu itu bakal jadi Pando berikutnya (oke, mungkin bukan selama itu, tapi tetap saja menarik untuk dibayangkan, kan?). 🌱